Tampang

Kota-Kota yang Membongkar Aspal dan Betonnya Demi Mengembalikan Jalan Tanah Alami

19 Mar 2024 17:51 wib. 1.092
0 0
Kota-Kota Yang Membongkar Aspal dan Betonnya Demi Mengembalikan Jalan Tanah Alami
Sumber foto: Google

Prancis juga tengah meresmikan upaya seperti depaving, kata Gwendoline Grandin, ahli ekologi di Badan Keanekaragaman Hayati Regional Île-de-France.

Secara nasional, pemerintah Perancis telah menyediakan dana sebesar €500 juta untuk penghijauan perkotaan – termasuk depaving serta memasang dinding dan atap ramah lingkungan.

Salah satu kondisi yang mendorong kebijakan itu adalah agar kota-kota di Prancis lebih siap menghadapi gelombang panas yang telah berdampak buruk bagi mereka dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa proyek depaving yang telah berjalan di Prancis saat ini bisa dibilang cukup besar, seperti di bekas lahan parkir di sekitar hutan di Paris.

Area seluas 45.000 meter persegi itu telah diratakan dari yang dulunya terdiri dari jalan aspal, jalan setapak, dan beton yang diselingi rumput.

Setelah lapisan konkret hilang, permukaan tanahnya dibentuk ulang untuk menciptakan cekungan penampung air. Seluruh area ini juga akan segera ditanami. 

Di Melbourne, Croeser dan rekan-rekannya telah mempelajari potensi ruang yang tersedia untuk penghijauan jika ribuan tempat parkir diratakan dan diubah menjadi taman-taman kecil.

Dalam studi yang dilakukan pada 2022, mereka mensimulasikan dampak dari skenario seperti menghilangkan setengah dari lahan parkir terbuka di Melboune yang berjumlah sekitar 11.000.

Croeser berpendapat bahwa kalau itu diterapkan, masih terdapat cukup tempat parkir di luar badan jalan (off-street parking) misalnya di lantai dasar sebuah gedung.

Ini penting untuk memastikan bahwa masyarakat tidak akan dibiarkan kebingungan memarkir kendaraan mereka. Namun tempat-tempat parkir seperti ini perlu dibuka aksesnya untuk umum.

“Prinsip dasarnya adalah akses terhadap lahan parkir tidak hilang,” katanya.

“Dan kami mendapatkan ruang hijau seluas 50-60 hektare yang menjaga kota tetap sejuk dan mencegah banjir.”

Croeser mengatakan taman-taman kecil yang tersebar di mana-mana di kota besar seperti Melbourne tidak mungkin berdampak signifikan bagi satwa liar. Meski demikian, bagian-bagian kecil dari habitat ini sangat penting dan memungkinkan spesies-spesies satwa bergerak serta bertahan pada lingkungan yang berbeda dengan tempat mereka berevolusi.

Dalam studi mereka pada tahun 2022 mengenai depaving di Melbourne, Croeser dan rekan-rekannya memasukkan pemodelan yang menunjukkan bahwa meningkatnya penghijauan, meski sedikit, dapat memungkinkan spesies seperti lebah pita biru berkeliaran di habitan perkotaan yang jauh lebih luas dibanding sebelumnya.

Rose setuju dengan Croeser bahwa, agar inisiatif ini dapat mengubah dunia, seluruh kota dan bahkan seluruh negara harus merangkulnya sepenuhnya.

Namun ia menekankan bahwa untuk mencapai titik tersebut, masyarakat harus menyuarakan ini sebagai sesuatu yang mereka butuhkan.

“Inisiatif ini dimulai dengan orang-orang yang mendorong pemerintah mereka dan mulai membahasnya pada skala lokal yang kecil,” kata Rose.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.