Pada suatu hari yang cerah, seorang wanita muda bernama Aulia menemukan sebuah surat tak bertanda di dalam kotak kayu tua yang tersembunyi di loteng rumahnya. Surat itu terlihat kuno, dengan tinta yang sudah mulai memudar dan kertas yang sedikit rapuh. Aulia merasa penasaran dan memutuskan untuk membaca isi surat tersebut.
Surat itu diawali dengan salam hangat, ditujukan kepada seseorang bernama Rina. Isi surat mengisahkan tentang cinta yang mendalam dan penuh kenangan antara penulis dan Rina. Aulia tidak mengenal siapa pun bernama Rina dalam keluarganya, sehingga ia semakin penasaran dengan siapa sebenarnya penulis surat tersebut dan bagaimana kisah cinta mereka.
Aulia membawa surat itu kepada neneknya, berharap neneknya bisa memberikan petunjuk tentang Rina dan penulis surat. Nenek Aulia, dengan mata berkaca-kaca, mengenali surat itu. Ternyata, Rina adalah nama kecil dari neneknya sendiri, yang biasa dipanggil oleh kakek Aulia semasa muda. Surat itu adalah surat cinta dari kakeknya kepada neneknya, yang ditulis pada masa perang kemerdekaan Indonesia.
Nenek Aulia mulai bercerita tentang masa-masa sulit yang mereka hadapi saat perang. Kakek Aulia adalah seorang pejuang kemerdekaan yang sering pergi ke medan perang dan meninggalkan neneknya di desa. Surat-surat itu adalah satu-satunya cara mereka untuk tetap berkomunikasi dan saling memberikan semangat. Setiap kali kakek Aulia menulis surat, ia tidak pernah menandatanganinya, sebagai tindakan kehati-hatian agar tidak terdeteksi oleh musuh.