Aulia terharu mendengar kisah itu dan memutuskan untuk mencari lebih banyak surat-surat yang mungkin masih tersimpan di loteng. Dengan bantuan neneknya, Aulia menemukan beberapa surat lain yang juga ditulis oleh kakeknya. Setiap surat menceritakan kisah perjuangan dan cinta yang semakin menguatkan hubungan mereka meskipun berada dalam situasi yang sangat sulit.
Salah satu surat menceritakan tentang bagaimana kakek Aulia harus bersembunyi di hutan selama berhari-hari tanpa makanan yang cukup, hanya mengandalkan semangat dari surat-surat yang dikirimkan neneknya. Surat-surat tersebut menjadi sumber kekuatan bagi kakeknya untuk terus berjuang demi kemerdekaan.
Aulia merasa seperti sedang menyusuri jejak masa lalu keluarganya melalui surat-surat tersebut. Ia semakin memahami betapa besar cinta dan pengorbanan yang dilakukan oleh kakek dan neneknya demi masa depan yang lebih baik. Surat-surat itu menjadi saksi bisu dari sebuah cinta yang tidak lekang oleh waktu dan perang.
Ketika Aulia membaca salah satu surat terakhir, ia menemukan bahwa kakeknya telah merencanakan sebuah pertemuan rahasia dengan neneknya di sebuah tempat tersembunyi. Pertemuan itu menjadi momen yang sangat berharga bagi mereka berdua, karena saat itu adalah terakhir kalinya mereka bertemu sebelum kakek Aulia gugur dalam pertempuran.
Surat-surat tersebut memberikan Aulia pelajaran berharga tentang cinta sejati, kesetiaan, dan pengorbanan. Ia merasa terinspirasi untuk menulis kisah cinta kakek dan neneknya dan membagikannya kepada dunia. Aulia ingin agar orang lain juga dapat merasakan kekuatan dari surat-surat cinta itu dan menghargai perjuangan para pejuang kemerdekaan.