Tampang

Ketika Tsunami Menghapus Kota: Kisah Nyata Penyintas ‘Kiamat’ Fukushima 2011

23 Jun 2025 10:50 wib. 14
0 0
Ketika Tsunami Menghapus Kota: Kisah Nyata Penyintas ‘Kiamat’ Fukushima 2011
Sumber foto: iStock

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 9 yang mengguncang Jepang pada 11 Maret 2011 menjadi salah satu bencana alam paling mengerikan dalam sejarah modern. Pemerintah Jepang mengklasifikasikan gempa ini sebagai gempa megathrust, jenis gempa paling destruktif yang dapat terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik.

Tak lama setelah guncangan terjadi, tsunami dahsyat dengan ketinggian mencapai 40 meter menyapu pantai timur Jepang, melaju secepat 700 km/jam, meninggalkan kehancuran besar di belakangnya. Catatan Britannica menyebutkan, 18.500 jiwa meninggal, 10.800 orang dilaporkan hilang, dan lebih dari 4.000 lainnya mengalami luka-luka. Ribuan rumah hancur, dan berbagai fasilitas umum porak poranda.

Namun, bencana belum berhenti. Keesokan harinya, dunia dikejutkan oleh kabar kebocoran reaktor nuklir Fukushima, menambah dimensi baru pada tragedi ini. Radiasi menyebar, menjadikan area tersebut tidak lagi layak huni hingga waktu yang belum ditentukan. Bencana alam berubah menjadi bencana nuklir.

Peringatan Dini yang Terlambat

Sebagai negara yang terbiasa menghadapi gempa, Jepang memiliki sistem mitigasi bencana dan peringatan dini yang sangat maju. Sayangnya, pada tragedi 2011, sistem ini tak mampu memperkirakan besarnya gelombang tsunami dengan akurat. Peringatan awal menyebutkan potensi tsunami hanya 3 meter, bukan 40 meter seperti yang akhirnya terjadi.

Ryo Kanouya, seorang warga Fukushima yang selamat dari peristiwa itu, menceritakan pengalamannya kepada National Geographic. Pagi itu tampak seperti hari biasa. Ia berangkat kerja dan menjalani rutinitas harian tanpa firasat apa pun. Namun, sekitar pukul 15.30 waktu setempat, suasana berubah drastis.

Ponsel seluruh karyawan di kantornya tiba-tiba berbunyi bersamaan. Sebuah notifikasi gempa muncul, disusul guncangan hebat. Bangunan kantor berguncang keras. Orang-orang panik berlarian, tetapi sulit berjalan karena kuatnya guncangan yang berlangsung selama enam menit.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?