Selain itu, faktor fisik seperti ukuran tangan, kekuatan otot jari, dan komplikasi kesehatan juga mempengaruhi perbedaan tulisan tangan. Individu dengan tangan yang lebih besar atau lebih kecil mungkin akan menuliskan huruf-huruf dengan rasio dan proporsi yang berbeda. Menulis dalam waktu yang lama juga dapat menyebabkan kelelahan pada otot jari, yang berdampak pada kecepatan dan kualitas tulisan. Bagi mereka yang memiliki masalah seperti disleksia atau gangguan motorik halus, tulisan tangannya bisa jadi lebih sulit terbaca atau tidak teratur.
Aspek emosional dan psikologis juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan tulisan tangan. Ketika seseorang merasa cemas atau stres, misalnya, mereka mungkin cenderung menulis dengan cepat dan terburu-buru, yang menyebabkan tulisan menjadi kurang rapi. Sebaliknya, saat seseorang merasa tenang atau senang, mereka bisa jadi lebih memperhatikan keindahan dan kerapihan dalam tulisan mereka. Selain itu, pengaruh lingkungan sekitar serta suasana hati saat menulis dapat memperkuat karakter unik dari tulisan tangan seseorang.
Bagi sebagian orang, tulisan tangan tidak hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga merupakan ekspresi diri. Ada mereka yang menganggap penting penampilan tulisan tangan sebagai refleksi dari diri mereka sendiri. Dalam dunia seni dan desain, tulisan tangan yang kreatif menjadi daya tarik tersendiri dan bisa sangat dihargai. Oleh karena itu, semakin beragam latar belakang serta pengalaman seseorang, semakin beragam pula hasil dari perbedaan tulisan tangan yang ada.