Faktor sosial juga memainkan peran penting dalam nostalgia. Kita sering kali berbagi kenangan dengan orang-orang terdekat kita, dan pengalaman kolektif ini memperkuat perasaan nostalgia. Dalam kelompok sosial, momen-momen tertentu yang dianggap berkesan dapat diperkaya melalui cerita-cerita yang kita sampaikan satu sama lain. Interaksi sosial ini membangkitkan emosi positif dan menciptakan semacam “sistem dukungan” terhadap kenangan-kenangan tersebut, sehingga kita semakin merasakannya sebagai bagian dari identitas kita.
Selain itu, dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan saat ini, nostalgia dapat menjadi pelarian dari realitas yang melelahkan. Banyak orang mencari kenyamanan dalam mengenang masa lalu yang lebih sederhana, dimana mereka merasa lebih bahagia dan lebih bebas. Keinginan untuk kembali ke masa tersebut sering kali menjadi alasan untuk merindukan pengalaman yang kita nilai lebih positif. Dari sudut pandang psikologis, nostalgia dapat berfungsi sebagai mekanisme koping yang membantu individu menghadapi stres dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Penting juga untuk dicatat bahwa nostalgia tidak selalu memiliki konotasi positif. Dalam beberapa kasus, terlalu terjebak dalam kenangan masa lalu dapat menyebabkan seseorang merasa terasing dari kenyataan. Penelitian menunjukkan bahwa terlalu fokus pada nostalgia dapat berpotensi menimbulkan rasa kesepian atau kekecewaan jika individu merasa bahwa kehidupan saat ini tidak memenuhi harapan yang dihasilkan dari kenangan tersebut.