Thomas Lembong atau Tom Lembong, salah satu orang kuat di balik layar Anies Baswedan dalam kontestasi capres 2024 ini menjadi terkenal gara-gara Gibran menyebutnya beberapa kali saat debat calon wakil presiden. Sosok yang dijuluki “ahjussi” ini menjadi idola baru yang juga digandrungi oleh kaum hawa, salah satunya karena pesona suaranya memiliki warna yang khas.
Dalam podcast berjudul PENULIS CONTEKAN PRESIDEN, JOKOWI TIDAK LEBIH BAIK DARI PRESIDEN SEBELUMNYAâ‰ï¸- Tom Lembong, di kanal YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo yang tayang 10 Februari lalu, Tom menceritakan asal-usul kakeknya dari negeri Tiongkok yang mendarat di Gorontalo, kemudian hijrah ke Manado.
Bagaimana kedekatan Anies dan Tom Lembong sebenarnya sudah bisa ditelusuri di beberapa postingan di YouTube. Ulah Gibran yang entah dilatarbelakangi oleh apa justru menguntungkan kubu 01 karena Tom Lembong dengan latar belakangnya sebagai keturunan Tionghoa yang nonmuslim menjadi bukti betapa naifnya isu politik identitas yang selalu saja disematkan kepada Anies.
Loyalitas Tom Lembong bukan tak berdasar. Dalam beberapa wawancara di sejumlah kanal podcast di YouTube, bisa disimpulkan bahwa dirinya memiliki frekuensi yang klop dengan Anies dari sisi intelektualitas, gagasan, dan ketulusan. Delapan belas tahun mengenal Anies Baswedan telah memantapkan hati lelaki kelahiran 4 Maret 1971 itu untuk menjadi co captain tim pemenangan Anies dalam pilpres 2024.
Isu politik identitas “Islam garis keras” yang ditiupkan sebenarnya sangat tidak relevan. Isu tersebut pada akhirnya terbantahkan dengan fakta yang terbuka satu per satu. Selain Tom Lembong, ada Billy David Nerotumilena, pemuda Papua yang juga nonmuslim menjadi saksi sejarah betapa Anies merangkul semua kalangan, dari berbagai latar belakang tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
Billy telah bekerja sama dengan Anies selama 13 tahun. Billy menjadi asisten pribadi Anies tahun sejak 2013, lalu membantunya saat masa kampanye Pilkada DKI 2017, hingga saat dia menjadi Gubernur DKI.