”Karena ini adalah empat orang. Empat orang yang memilih untuk mengakhiri hidup mereka. Dan kami harus menjadi lebih baik sebagai masyarakat yang diklaim komunal, untuk memperhatikan orang-orang yang menunjukkan tanda-tanda,” ujarnya.
Penelitiannya menghimpun data dari lima sumber dari tahun 2016 hingga 2021, yakni data kepolisian, data pencatatan kematian, data survei provinsi, sistem pencatatan sampel, dan data Observatorium Kesehatan Global WHO (WHO GHO).
Dengan data tersebut, Sandy dan timnya mampu memperkirakan angka bunuh diri yang tidak dilaporkan, mengidentifikasi provinsi dengan tingkat bunuh diri dan sarana percobaan bunuh diri tertinggi.
Provinsi dengan angka bunuh diri tertinggi adalah Bali, Kepulauan Riau, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Kalimantan Tengah.