Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, mengatakan keluarga seharusnya dapat menjadi jaring pengaman atau safety net dalam pencegahan bunuh diri.
Sebab dahulu kala, sambungnya, masyarakat tidak segan untuk meminta tolong kepada keluarga besar saat menghadapi kesulitan hidup, baik secara finansial ataupun sosial. Namun, tren itu semakin berkurang dengan semakin berjaraknya anggota-anggota keluarga.
“Kalau dulu keluarga besar bisa membantu, tapi mungkin seiring berjalannya waktu, dan anaknya semakin dewasa dan mulai memiliki pemikiran lain. Kalaupun mau minta bantuan ke keluarga besar, sudah tidak ada gunanya lagi,” ujar Adrianus a.
Ia mengatakan seringkali dalam kasus bunuh diri sekeluarga, tak hanya orang tua yang menanggung beban, tetapi anak-anak juga. Karena tidak ada pilihan lain, mereka akhirnya memilih tewas sekeluarga.