Meskipun keputusan ini telah menuai beragam reaksi, terutama di kalangan ulama dan jemaah umrah, namun tidak dapat dipungkiri bahwa langkah ini memberikan solusi nyata bagi mereka yang memiliki keterbatasan dalam melaksanakan ibadah umrah. Dengan menggunakan mobil golf, jemaah yang sudah lanjut usia, mereka yang memiliki masalah kesehatan, atau jemaah dengan keterbatasan fisik lainnya, kini dapat melaksanakan tawaf dengan lebih nyaman dan tanpa harus merasa terbebani oleh jarak yang harus mereka tempuh.
Tentu saja, keputusan ini juga memunculkan berbagai pertanyaan dan perdebatan mengenai bagaimana penggunaan mobil golf ini akan diatur dan dikontrol, agar tidak mengganggu ketenangan dan kesakralan tempat ibadah. Namun, pihak berwenang di Masjidil Haram telah menegaskan bahwa penggunaan mobil golf akan diatur dengan ketat, dan hanya diperbolehkan bagi mereka yang benar-benar membutuhkannya.
Keputusan ini menunjukkan bahwa Masjidil Haram serius dalam upayanya untuk memastikan bahwa semua jemaah umrah dapat merasakan pengalaman ibadah yang layak, tanpa harus merasa terbebani oleh keterbatasan fisik yang mereka miliki. Hal ini juga menggarisbawahi prinsip pengakuan akan keberagaman dan inklusi dalam melaksanakan ibadah umrah, yang merupakan nilai-nilai yang sangat penting dalam ajaran agama Islam.