Klarifikasi ini diharapkan dapat meluruskan kesalahpahaman yang terjadi di masyarakat. Istana menegaskan bahwa tidak ada pelanggaran etika atau protokol yang dilakukan oleh Mayor Teddy dalam peristiwa tersebut. Sebaliknya, tindakan tersebut menunjukkan sikap hormat dan penghargaan seorang perwira kepada mantan atasannya.
Sementara itu, pengamat militer dan etiketa, Dr. Andi Wijaya, menyatakan bahwa dalam tradisi militer, memberikan hormat kepada mantan atasan adalah hal yang lumrah dan menunjukkan kedisiplinan serta penghormatan terhadap hierarki. "Tindakan Mayor Teddy adalah cerminan dari nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam militer, yaitu loyalitas dan penghormatan kepada senior," ujarnya.
Namun, Dr. Andi juga mengingatkan pentingnya bagi pejabat publik untuk selalu berhati-hati dalam setiap tindakannya, terutama di era digital saat ini. "Setiap tindakan pejabat publik dapat dengan mudah direkam dan disebarluaskan. Oleh karena itu, kehati-hatian dan kesadaran akan persepsi publik menjadi sangat penting," tambahnya.
Di sisi lain, beberapa netizen yang sebelumnya mengkritik tindakan Mayor Teddy telah menyampaikan permintaan maaf setelah mengetahui klarifikasi resmi dari Istana. Mereka mengakui bahwa kesimpulan yang diambil sebelumnya didasarkan pada informasi yang tidak lengkap dan berjanji untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi di masa depan.