Namun, di saat yang sama, ketika Dwi Putra berusaha mendapatkan maaf dari ibunya, Sa’diah menemukan kekuatan untuk memberikan pelukan dan menciumnya. Meskipun hatinya penuh kecewa dan lara, Sa’diah tetap tegar dan lelah memaafkan anaknya yang tak kunjung belajar dari kesalahannya.
Kisah ini menjadi cerminan bagi banyak ibu di Indonesia yang sering kali harus menghadapi kesulitan yang tak terduga dalam mendidik anak-anak mereka. Sa’diah menunjukkan kepada kita betapa seorang ibu, meskipun sudah lelah fisik dan emosional, tetap mampu memberikan kasih sayang dan pengampunan kepada anaknya meskipun berulang kali melakukan kesalahan.
Sang ibu menangis kecewa, namun akhirnya mampu menemukan sisi lemah anaknya yang selama ini terkubur di balik perilaku buruknya. Sa’diah menolak untuk menyerah, meskipun banyak orang menasehatinya untuk meninggalkan putranya yang terus melakukan tindakan negatif. Ia memilih untuk tetap berjuang dan memberikan pelajaran dengan kasih sayang yang tiada henti.
Dwi Putra sendiri juga berusaha untuk memperbaiki perilakunya. Ia menyadari bahwa kasih sayang ibunya takkan pernah berubah, meskipun dirinya terus melakukan kesalahan. Ia berjanji pada ibunya bahwa dirinya akan belajar dari kesalahan dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.