Fenomena ini tentu akan memicu berbagai perubahan dalam praktik keagamaan umat Muslim di seluruh dunia. Banyak hal mungkin akan dipertimbangkan ulang dalam perencanaan ibadah, kegiatan sosial, dan juga dalam aspek ekonomi dan budaya. Meskipun demikian, perubahan ini juga dapat dianggap sebagai peluang untuk meningkatkan pemahaman umat Muslim terhadap agama dan meningkatkan toleransi antarumat beragama dalam menghadapi perbedaan interpretasi dan praktik keagamaan.
Perubahan ini membawa dampak tidak hanya dalam ranah spiritual tapi juga dalam aspek kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam banyak negara, lebaran biasanya dirayakan dalam beberapa hari berturut-turut, dan dua kali perayaan Idul Fitri dalam satu tahun akan memberikan dampak yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, terutama dalam hal perencanaan libur, kegiatan ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait di berbagai negara perlu mempersiapkan rencana yang matang untuk mengantisipasi perubahan ini.
Dalam perspektif global, fenomena ini juga akan memberikan dampak dalam keterlibatan umat Muslim di berbagai bidang, termasuk politik, budaya, dan hubungan internasional. Lebaran yang dirayakan dua kali dalam setahun akan menjadi momentum penting dalam menggalang solidaritas umat Muslim di seluruh dunia, dan juga dapat memperkuat identitas keislaman sebagai bagian dari identitas kebangsaan di berbagai negara.