Namun, Dr. Wirayudha juga menekankan bahwa penyebab kematian massal burung pipit di sekitar Bandara Ngurah Rai bisa jadi disumbang oleh faktor lain, seperti perubahan iklim dan gangguan lingkungan lainnya. Oleh karena itu, BKSDA Bali akan terus melakukan pengawasan dan penelitian lebih lanjut untuk memastikan penyebab sebenarnya dari fenomena kematian massal burung pipit ini.
Peran aktif masyarakat juga sangat diharapkan dalam upaya pelestarian burung pipit dan habitatnya. Melalui sosialisasi yang lebih luas, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami pentingnya pelestarian lingkungan bagi kehidupan satwa liar, termasuk burung pipit. Peningkatan kesadaran akan mereduksi penggunaan pestisida yang berlebihan perlu menjadi fokus utama dalam upaya menjaga kelestarian burung pipit dan ekosistemnya di Bali.
Fenomena burung pipit mati massal di Bali menjadi sebuah peringatan penting bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan dampak dari aktivitas manusia terhadap lingkungan. Perlindungan dan pelestarian satwa liar serta ekosistemnya merupakan tanggung jawab bersama yang harus diemban oleh seluruh elemen dalam masyarakat. Semoga dengan kesadaran dan tindakan nyata, fenomena burung pipit mati massal seperti ini tidak lagi terulang di masa yang akan datang.