Baru-baru ini, Indonesia dihebohkan dengan viralnya video di media sosial yang memperlihatkan fenomena burung pipit (Estrildidae) mati massal di kawasan sekitar Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Video tersebut menunjukkan kawanan burung pipit yang tergeletak tanpa kehidupan, menyisakan tanda tanya besar di kalangan masyarakat atas penyebab kematian massal burung-burung tersebut.
Berdasarkan investigasi Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, ditemukan bahwa sebanyak tiga bangkai burung pipit mengalami degradasi hingga 90%. Fenomena ini merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan, mengingat burung pipit termasuk dalam kelompok burung liar yang dilindungi oleh undang-undang. BKSDA Bali pun segera melakukan penyelidikan mendalam untuk mencari tahu penyebab kematian massal burung pipit ini.
Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Dr. I Gede Nyoman Bayu Wirayudha, pihaknya telah melakukan autopsi terhadap beberapa burung pipit yang ditemukan mati. Hasil autopsi menunjukkan bahwa kematian burung pipit disebabkan oleh paparan pestisida yang berasal dari lahan pertanian di sekitar Bandara Ngurah Rai. Pestisida yang digunakan oleh petani di sekitar bandara diduga menjadi penyebab utama kematian massal burung pipit tersebut.