Dalam kisah-kisah yang banyak diteruskan dari generasi ke generasi, Dajjal digambarkan akan memunculkan dirinya di tengah-tengah kabut Dukhan, menunjukkan kekuatan magisnya untuk mendapatkan pengikut-pengikutnya. Kabut tebal tersebut konon akan menimbulkan rasa takut dan kepanikan di kalangan manusia yang tidak siap menghadapinya. Dajjal kemudian akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan kekuatan serta melakukan tipu daya, membuat manusia semakin terperangkap dalam ketakutan yang menghantui.
Namun, sebagian ulama dan ahli tafsir menekankan bahwa kabut Dukhan sebenarnya tidaklah semengerikan yang digambarkan dalam kisah-kisah Dajjal. Mereka menafsirkan kabut Dukhan sebagai bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, yang sebenarnya membawa kebaikan bagi orang-orang yang beriman. Dengan demikian, ketakutan akan kabut Dukhan seharusnya tidaklah membuat manusia berputus asa, melainkan memperkokoh iman dan keyakinan akan kekuasaan Allah.
Dari cerita di balik ketakutan Dajjal kepada kabut Dukhan, kita dapat belajar bahwa segala bentuk ketakutan sebenarnya dapat dihadapi dengan kekuatan iman dan pengetahuan yang benar. Dajjal, dengan segala kepalsuan dan tipu dayanya, tidak akan mampu menaklukkan orang-orang yang teguh dalam iman dan keyakinan akan kebenaran. Kabut Dukhan, sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah, seharusnya membuat manusia semakin dekat dan taat kepada-Nya, bukan malah merasa takut dan terancam.