Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia baru-baru ini mengungkapkan bahwa gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu untuk terjadi. Gempa ini berpotensi mencapai magnitudo 8,9 dan dapat memiliki dampak yang sangat besar. Hal ini disampaikan oleh para ilmuwan Indonesia yang secara aktif memantau aktivitas seismik di wilayah Indonesia.
Gempa megathrust merupakan jenis gempa bumi yang disebabkan oleh subduksi lempeng tektonik di dasar laut. Ketika lempeng tektonik satu menunjam di bawah lempeng tektonik lainnya, tekanan besar terakumulasi di zona subduksi. Ketika tekanan ini dilepaskan, gempa megathrust terjadi. Gempa jenis ini dikenal sebagai gempa paling besar dan paling merusak. Indonesia, dengan lokasinya yang berada di Cincin Api Pasifik, rawan terhadap gempa megathrust karena terdapat beberapa zona subduksi yang potensial menjadi sumber gempa megathrust.
Salah satu daerah yang menjadi fokus perhatian para ilmuwan adalah seismic gap (celah seismik) di Megathrust Selat Sunda. Seismic gap terjadi ketika suatu wilayah tidak mengalami gempa megathrust selama periode waktu yang lama, meskipun tekanan tektonik yang terakumulasi seharusnya telah melepaskan energi. Hal ini menjadi perhatian serius karena biasanya dalam seismic gap inilah energi gempa yang besar terakumulasi. Dengan demikian, kemungkinan terjadinya gempa megathrust di wilayah ini pun semakin meningkat.