Tampang

Asal Usul Nama Depok: Ternyata Bukan Bahasa Indonesia, Ini Kisah Lengkapnya

17 Apr 2025 09:06 wib. 125
0 0
Asal Usul Nama Depok: Ternyata Bukan Bahasa Indonesia, Ini Kisah Lengkapnya
Sumber foto: iStock

Namun, alih-alih hidup boros, Chastelein memilih untuk menginvestasikan uangnya dalam bentuk pembelian tanah di berbagai lokasi sekitar Batavia. Salah satu properti pertamanya berada di Weltevreden, yang kini dikenal sebagai daerah Gambir. Di sana, ia mengembangkan perkebunan tebu.

Masa Pensiun dan Pembentukan Komunitas Depok

Pada tahun 1695, Chastelein memutuskan untuk pensiun dari VOC. Ia lalu membeli lahan baru di kawasan Serengseng, yang kini kita kenal sebagai Lenteng Agung. Di sinilah ia membangun rumah besar dan menjalani hidup sebagai tuan tanah. Tak hanya membawa keluarganya, Chastelein juga membawa serta sekitar 150 budak, yang sebagian besar berasal dari luar Pulau Jawa.

Yang menarik, Chastelein memperlakukan para budaknya dengan sangat berbeda dibandingkan kebanyakan orang pada masanya. Sebagai penganut Kristen yang taat, ia memiliki pandangan kemanusiaan yang kuat. Ia tak hanya mengizinkan para budaknya untuk memeluk agama Kristen, tetapi juga membebaskan mereka dari perbudakan.

Setelah dimerdekakan, para mantan budak ini tidak diabaikan. Mereka diberi tanggung jawab untuk mengelola rumah besar di Serengseng serta mengurus lahan-lahan baru yang dibeli Chastelein di Mampang dan Depok. Tanaman yang dikembangkan pun bernilai tinggi, seperti kopi, pala, lada, dan tebu, menjadikan Chastelein sebagai salah satu orang terkaya di Batavia kala itu.

Warisan Abadi untuk Masyarakat Depok

Chastelein wafat pada 28 Juni 1714. Namun jauh sebelum itu, tepatnya pada 13 Maret 1714, ia telah menulis surat wasiat yang menyatakan bahwa seluruh harta dan tanahnya harus dibagikan tidak hanya kepada keluarganya, tapi juga kepada para mantan budaknya yang telah dimerdekakan. Ia ingin mereka bisa hidup mandiri, sejahtera, dan melanjutkan penyebaran ajaran Kristen di wilayah tersebut.

Sebagai bentuk penghormatan dan realisasi wasiat tersebut, para mantan budak ini membentuk komunitas religius bernama De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen. Komunitas ini berkembang dan wilayah tempat mereka bermukim kemudian dikenal masyarakat sebagai “Depok”, yang diambil dari singkatan nama komunitas tersebut.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?