Apakah kamu salah satu warga Depok atau kerap mengunjungi kota ini? Pernahkah kamu penasaran, dari mana sebenarnya nama “Depok” berasal? Banyak orang mengira nama ini adalah murni kata dalam Bahasa Indonesia, padahal faktanya justru sebaliknya.
Nama "Depok" ternyata merupakan singkatan dari bahasa Belanda yang mengandung makna mendalam serta erat kaitannya dengan sejarah agama Kristen Protestan di Indonesia. Kisah ini bermula pada era kolonial Belanda, ketika seorang tokoh penting bernama Cornelis Chastelein, pegawai tinggi VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), memainkan peran besar dalam membentuk cikal bakal Depok modern.
Sejarah Awal Wilayah Depok
Wilayah yang kini dikenal sebagai Kota Depok dulunya termasuk dalam bagian penting dari Residensi Ommelanden van Batavia, yakni wilayah sekitar Batavia (Jakarta) berdasarkan keputusan Gubernur Batavia tertanggal 11 April 1949. Sebelum resmi menjadi kota modern seperti sekarang, wilayah ini sudah memiliki nilai sejarah dan budaya yang cukup kuat, terutama karena keberadaan komunitas khusus yang menjadi pondasinya.
Depok dan Asal Nama dari Bahasa Belanda
Banyak yang tidak tahu bahwa nama "Depok" adalah singkatan dari istilah dalam Bahasa Belanda: De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen, yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti Organisasi Kristen Protestan Pertama. Nama ini lahir dari semangat keagamaan serta visi kemanusiaan seorang tokoh penting pada masa kolonial: Cornelis Chastelein.
Siapa Cornelis Chastelein?
Cornelis Chastelein adalah seorang Belanda yang bekerja di VOC selama lebih dari dua dekade. Ia memulai karirnya dari posisi rendah sebagai pengawas gudang, namun karena kerja keras dan kecerdasannya dalam berdagang, ia berhasil naik menjadi saudagar utama sekaligus anggota Dewan Kota Batavia. Pria kelahiran tahun 1658 ini mendapat gaji yang sangat tinggi untuk zamannya, yakni sekitar 200 hingga 350 gulden per bulan.