Keputusan untuk tidak memiliki anak juga bisa dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Dalam kondisi keuangan yang sulit, banyak pasangan yang memilih untuk fokus pada karier mereka atau bahkan fokus untuk menikmati hidup tanpa beban memiliki anak. Di sisi lain, ada juga yang memilih untuk tidak memiliki anak untuk mencegah beban finansial yang lebih besar di masa depan.
Secara budaya, keputusan childfree juga mencerminkan perubahan nilai-nilai dalam masyarakat. Dulu, memiliki keturunan seringkali dianggap sebagai tujuan hidup yang utama. Namun, dengan perkembangan zaman, pandangan tersebut semakin terbuka dan tidak selalu menjadi prioritas bagi sebagian individu. Hal ini juga bisa menjadi indikasi dari semakin kuatnya gagasan bahwa wanita memiliki pilihan untuk hidup tanpa batasan norma-norma sosial yang ada.
Meskipun demikian, keputusan untuk tidak memiliki anak juga sering kali disambut dengan stigma dan pertanyaan yang menuntut penjelasan, terutama di masyarakat yang masih menganut pandangan tradisional tentang peran sebagai ibu. Mereka yang memilih untuk hidup childfree sering kali dianggap egois atau dikecam karena dianggap tidak memenuhi ekspektasi sosial.
Perlu dicatat bahwa keputusan childfree adalah hak setiap individu untuk menentukan arah hidup mereka sendiri. Namun demikian, pendekatan yang lebih baik adalah dengan memberikan dukungan dan pengertian bagi individu yang memilih untuk hidup tanpa anak. Menghormati pilihan individu dalam hal ini merupakan bagian yang penting dalam menjaga keberagaman dan kebebasan pribadi.