Tampang

Warga Keluhkan Pelayanan RSUD Tarakan, SDM kurang Memadai

4 Nov 2017 18:16 wib. 6.172
0 0
Warga Keluhkan Pelayanan RSUD Tarakan, SDM kurang Memadai


Tampang.com – Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan terus dikeluhkan masyarakat. Hal tersebut juga diakui oleh pihak rumah sakit, lantaran sumber daya manusia (SDM) yang tersedia tidak memadai dengan jumlah pasien yang dilayani.
Salah seorang warga Karang Anyar, John Parura (67) mengatakan, dia sangat kecewa dengan pelayanan di RSUD. Sebab, Rabu (1/11) kemarin ia dirujuk dari puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis di rumah sakit. Kakinya luka karena menderita penyakit diabetes atau penyakit gula yang sebenarnya dia meminta agar dirawat inap tetapi hanya mendapatkan pelayanan rawat jalan. 
“Saya tidak lihat juga rujukannya bagaimana. Saya minta dirawat inap tapi dokternya bilang tidak bisa harus melalui prosedur. Jadi saya cuma dikasih obat,” tutur John, kepada Radar Tarakan.
Ia mengatakan, saat meminta dirawat inap, dokter mengatakan harus kembali ke puskesmas dulu mengurus kelengkapan surat karena didasarkan pada prosedur yang berlaku. “Padahal sudah ada surat rujukan dari puskesmas, tapi disuruh kembali ke puskesmas lagi urus apa saya juga tidak mengerti,” terangnya.
Ia membandingkan dengan pelayanan di rumah sakit swasta dan luar kota, pelayanan di RSUD Tarakan lebih ditingkatkan lagi. Tidak hanya berpatokan pada surat rujukan maupun prosedur tetapi mendahulukan pelayanan kepada masyarakat.
“Jadi saya ke rumah sakit swasta, dirawat dulu luka saya, katanya tidak ada masalah. Baru ditanya apakah pakai BPJS. Kalau mau mengikuti prosedur dulu yah bagaimana kalau orang sudah gawat,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Direktur RSUD Tarakan, Priyono Pancasila menjelaskan, terdapat dua surat rujukan, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Jika dari puskesmas merujuk ke bagian poli klinik maka pasien tersebut tidak dirawat inap. Dari rumah sakit mengikuti alur rujukan dari puskesmas yang pertama kalai menangani pasien.
“Kalau dirujuk ke poli klinik bukan berarti rawat inap, kalau memang rujukannya dirawat inap ya kita rawat inap. Intinya itu berjenjang mengikuti rujukan dari puskemas,” jelas Priyono saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (3/11).
Ia melanjutkan, dalam sistem rujukan bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih spesifik oleh dokter spesialis yang membidangi suatu penyakit. Surat rujukan yang ditujukan ke rumah sakit tidak semuanya surat rujukan rawat inap. Tetapi didasarkan dengan kondisi pasien jika memang harus mendapatkan perawatan.
“Seperti kasus gula, entah dirujuk ke penyakit dalam atau bedah tergantung dari kondisi lukanya. Maka disesuaikan dengan rujukan karena di puskesmas sudah menangani dulu,” terangnya.
Priyono menyadari masih banyak kekurangan dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Tetapi memang yang menjadi kendala karena banyaknya pasien dengan tenaga medis yang menangani tidak sepadan. Ini dikarenakan komposisi pasien sekitar 300 hingga 500 per hari, sementara itu kapasitas dokter yang menangani masih terbatas.
Apalagi sebelum dokter melakukan pelayanan di poli klinik, harus visiter atau mengunjungi pasien yang dirawat inap. Selain itu, biasanya dokter memiliki jadwal operasi saat pagi hari.
“Kami mengakui memang ada kendala, karena SDM juga kurang, jadi bingung membagi waktu. Bukan karena dokternya lambat datang atau praktek di luar,” jelasnya.
Meskipun pihak rumah sakit sudah menargetkan pukul 09.00 Wita, dokter sudah berada di poli klinik masing-masing, namun terkadang ada sesuatu hal yang harus ditangani sebelum ke poli klinik. Meski demikian, rumah sakit berupaya semaksimal untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Target kita itu jam 9 pagi dokter sudah stand by di ruangan, tapi kadang belum bisa kita lakukan karena situasinya. Jam kerja kita itu sampai jam 4 sore,” bebernya.
Selain itu, rumah sakit sedang mengupayakan pelayanan dengan aplikasi agar antrian dapat dilakukan melalui online. Ke depannya diupayakan program agar ruang tunggu pasien dapat dibagi menjadi tiga, yakni untuk pasien umum, lanjut usia (lansia) dan penyakit menular. Hanya saja untuk mengatur tata ruang antrian, pihak rumah sakit sedang mencari solusi sebab ruangan yang ada sangat terbatas.
“Jadi ada masing-masing ada tempatnya, kasihan juga kan kalau yang lansia itu disamakan semua. Jadi pasien itu tidak tercampur saat mengantri,” tambahnya.
Untuk memaksimalkan pelayanan tentu harus menambah SDM atau dokter spesialis. Sejauh ini RSUD Tarakan terus mengupayakan agar ada penambahan dokter spesialis. Namun fasilitas yang dituntut belum mampu dipenuhi oleh rumah sakit.
“Kami sadar kalau masyarakat mengantri lama, tunggu dokter di poli lama, mengantri obat juga lama. Tapi kita upayakan dokter spesialis bersedia, karena mereka minta mobil, rumah dan lain-lain itu kita belum mampu,” pungkas Priyono.





Daftar Dokter Spesialis di RSUD Tarakan
Tahun 2017


No Pelayanan Medik Spesialistik Jumlah
1. Dokter Spesialis Bedah Umum 3
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2
3. Dokter Spesialis Anak 3
4. Dokter Spesialis Kandungan/Kebidanan 3
5. Dokter Spesialis Radiologi 2
6. Dokter Spesialis Anestesi 2
7. Dokter Spesialis Patologi Klinik 2
8. Dokter Spesialis Jiwa 1
9. Dokter Spesialis Mata 2
10. Dokter Spesialis THT 1
11. Dokter Spesialis Kulit & Kelamin 1
12. Dokter Spesialis Kardiologi 2
13. Dokter Spesialis Paru 1
14. Dokter Spesialis Saraf 2
15. Dokter Spesialis Bedah Saraf 1
16. Dokter Spesialis Bedah Anak 1
17. Dokter Spesialis Orthopedi & Traumatik 1
18. Dokter Spesialis Urologi 1
19. Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1
20. Dokter Spesialis Forensik 1
21. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik -
22. Dokter Spesialis Gizi Klinik -
23. Dokter Spesialis Konservasi Gigi 1
24. Dokter Spesialis Penyakit Mulut 1
25. Dokter Spesialis Orthodontia 1
 

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

 Ingin Sehat? Tertawalah?
0 Suka, 0 Komentar, 16 Sep 2017