Tutup Iklan
JasaReview
  
login Register
Setelah Pemblokiran, Muncul Petisi Pembatalan Telegram

Setelah Pemblokiran, Muncul Petisi Pembatalan Telegram

15 Juli 2017 | Dibaca : 1103x | Penulis : Ghilman Azka Fauzan

Tampang.com - Seperti yang diketahui, Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) resmi memblokir aplikasi Telegram, Jumat (14/7).

Kemkominfo menyatakan bahwa alasan pemblokiran tersebut terkait propaganda radikalisme, terorisme, paham kebencian, ajakan atau cara merakit bom, cara melakukan penyerangan, disturbing images, dan lainnya. Dan, itu sangat bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Tak lama setelah pemblokiran, petisi kini muncul di Change.org meminta kepada Kemkominfo membatalkan pemblokiran.

Petisi yang dibuat oleh akun bernama Dodi IR itu berjudul 'Batalkan pemblokiran aplikasi chat Telegram' dan ditujukan kepada Kominfo.

Hingga saat ini, pukul 16.52 WIB, Sabtu, 15 Juli 2017 dukungan terhadap petisi ini sudah mencapai 13.753. Petisi ini dibuat oleh akun dengan nama Dodi IR.

"Memblokir Telegram dengan alasan platform itu dijadikan platform komuniksi pendukung terorisme mungkin mirip dengan membakar lumbung padi yang ada tikusnya," tulis Dodi sebagai narasi pembuka petisnya tersebut.

"Lebih buruk lagi, karena pendukung terorisme atau hal-hal lain yang merongrong NKRI apa pun tetap bisa berkomunikasi di platform lainnya. Bila Anda aktif di Facebook, Whatsapp, BBM, mungkin juga pernah melihat konten kebencian atau 'anti-NKRI' dan sejenisnya yang melintas bebas dibagikan dan diteruskan ke khalayak luas," tambahnya.

Dodi menilai ada banyak fitur yang terdapat di dalam Telegram dan tidak ditemukan oleh aplikasi sejenis pendahulunya.

"Ada banyak pengguna Telegram yang menikmati fitur-fitur aplikasi tersebut yang tidak/belum mampu disediakan pendahulunya maupun app sejenis. Para pemakai Telegram juga sedikit tenang karena, setidaknya sejak didirikan, data mereka tidak dipakai perusahaan skala besar untuk keperluan monetisasi. Para pengguna itu menjadi korban karena tak bisa mengakses Telegram, atau harus repot sedikit untuk melangkahi blokir pemerintah," kata Dodi.

"Sebaiknya pemerintah menunjukkan upaya terlebih dahulu dalam berkomunikasi dengan Telegram (yang pendirinya belum terlalu lama ini jalan-jalan dengan santai di berbagai pelosok Indonesia), yang senantiasa aktif menanggapi laporan blokir grup pendukung terorisme. Laporan-laporan itu bahkan dilakukan proaktif oleh beberapa orang dari komunitas pengguna Telegram," jelasnya.

Petisi 'Batalkan pemblokiran aplikasi chat Telegram' dapat dilihat disini.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Film Horor Petak Umpet Minako Tayang September ini
7 September 2017, by Rachmiamy
Bagi kalian penggemar film bergenre horror, segera bersiap. Di bulan September ini akan hadir film bergenre horror berjudul Petak Umpet Minako. Film Petak ...
Mungkinkah Gatot Nurmantyo dan Wiranto Bermain Dalam Satu Orkestrasi
9 Oktober 2017, by Gatot Swandito
Pada 24 September 2017, atau 2 hari setelah Radio Elshinta mencuit bocoran rekaman suara Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang menginformasikan adanya ...
Tenaga Kerja Indonesia di Dominasi Oleh Lulusan Pendidikan SD dan SMP
20 Agustus 2017, by Retno Indriyani
Tampang.com - Jumlah angkatan kerja nasional pada Februari 2017 tercatat lebih dari 131 juta orang dan masih di dominasi oleh lulusan pendidikan sekolah dasar ...
Lagu Indonesia Raya tetap dinyanyikan di Tanah Suci Mekkah
17 Agustus 2017, by Rahmat Zaenudin
Tampang.com- Subhanallah…, semangat kemerdekaan tetap terpatri dalam diri penduduk Indonesia yang di Luar Negeri. Walaupun mereka jauh dan sedang ...
Dedi Mulyadi : Dicecar Karena Sistem Ijon
14 Maret 2018, by Slesta
Tampang.com – Pilkada Jabar tinggal menghitung beberapa bulan lagi. Bulan ini adalah masa dimana setiap calon melakukan kampanye mendatangi daerah ...
Berita Terpopuler
Polling
Permadi Arya dibayar APBN atau Bukan?
#Tagar
 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved
 
Tutup Iklan
hijab