Tampang.com | Jumlah wisatawan domestik dan asing meningkat pesat pada 2024–2025, terutama ke destinasi alam seperti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Labuan Bajo, dan Kawah Ijen. Tapi di balik geliat ekonomi itu, muncul krisis lain: kerusakan lingkungan yang makin tak terkendali.
Daya Dukung Lingkungan Terlampaui
Data Kementerian Pariwisata menunjukkan peningkatan kunjungan ke beberapa taman nasional mencapai 150% dibanding 2022. Sementara, kapasitas maksimal kawasan tersebut sering kali hanya setengahnya. Hal ini menyebabkan kerusakan jalur pendakian, penumpukan sampah, hingga polusi air.
“Sekarang di Kawah Ijen, bau sampah sama kuatnya dengan bau belerang,” kata Rudi, warga lokal sekaligus pemandu wisata.
Pengelolaan Lemah, Keuntungan Tak Dinikmati Komunitas
Banyak destinasi dikelola tanpa rencana jangka panjang berbasis konservasi. Fasilitas wisata dibangun sembarangan, dan keuntungan ekonomi lebih banyak dinikmati pihak luar daripada masyarakat lokal.