Tampang.com | Gunung Malabar merupakan salah satu gunung bersejarah di Jawa Barat yang memiliki ketinggian 2.343 meter di atas permukaan laut. Keindahan alamnya yang memukau diperkaya dengan berbagai ekosistem hutan, seperti Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montana, hingga Hutan Ericaceous. Selain itu, gunung ini juga dikenal dengan hamparan luas perkebunan teh peninggalan Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tokoh penting dalam sejarah perkebunan di Indonesia.
Asal Usul Nama Malabar dan Jejak Sejarahnya
Nama Malabar telah dikenal sejak zaman dahulu dan bahkan diabadikan dalam sejarah sebagai bagian dari Kerajaan Malabar yang eksis pada abad ke-4 hingga ke-5 Masehi. Kerajaan ini merupakan salah satu dari 46 kerajaan di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanagara, sebagaimana tercatat dalam naskah kuno Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara.
Namun, lokasi pasti bekas Kerajaan Malabar masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan. Hingga kini, belum ada bukti konkret yang dapat memastikan di mana kerajaan ini pernah berdiri. Meski demikian, nama Gunung Malabar telah tercatat dalam literatur kuno, termasuk dalam kisah perjalanan Bujangga Manik, seorang rahib Kerajaan Sunda pada abad ke-15. Dalam perjalanannya menjelajahi Pulau Jawa dan Bali, ia menyebut gunung ini sebagai Bukit Malabar.
Makna Nama Malabar dan Geomorfologi Gunung
Nama Malabar sering dikaitkan dengan wilayah di India, namun ada juga teori yang menyebut bahwa istilah ini berasal dari bahasa Sunda kuno. Sejarawan Jonathan Rigg (1862) mengusulkan bahwa kata Malabar mungkin berasal dari istilah labar-lébér atau lèbér-labar, yang berarti meluber atau melebar ke segala arah.