Tawaran hadiah dadakan tanpa kejelasan sumber adalah tanda kuat bahwa itu adalah penipuan. Jangan tergiur hanya karena ada embel-embel “bonus besar” atau “promo eksklusif”.
3. Tidak Tahu Nama Kamu
Perhatikan bagaimana penelepon menyapa kamu. Petugas resmi dari bank, layanan asuransi, atau instansi pemerintah biasanya sudah tahu identitas dasar kamu. Jika penelepon tidak tahu nama lengkapmu dan hanya menyebutkan sapaan umum seperti “Bapak/Ibu” tanpa menyebut nama, sebaiknya kamu curiga.
4. Mengklaim Kamu Punya Utang atau Tagihan yang Belum Dibayar
Salah satu cara pelaku menekan psikologis korban adalah dengan mengaku bahwa kamu memiliki utang yang belum dibayar dan menyebutkan akan dikenai denda atau bahkan dipenjara. Jangan langsung panik! Hubungi lembaga yang dimaksud secara resmi untuk memverifikasi klaim tersebut.
5. Meminta Informasi Sensitif
Modus ini tergolong sangat berbahaya. Korban akan diarahkan untuk menyebutkan informasi pribadi, seperti nomor KTP, NPWP, nomor kartu kredit, hingga PIN m-banking. Ingat, institusi resmi tidak pernah meminta informasi sensitif melalui telepon.
Jika kamu menerima permintaan semacam ini, langsung tutup telepon dan blokir nomor tersebut. Jangan beri celah sedikit pun!
6. Mengaku Perangkat Terinfeksi Virus atau Malware
Pelaku bisa saja mengaku sebagai teknisi atau layanan keamanan yang menyatakan bahwa perangkat kamu terinfeksi virus berbahaya. Mereka akan menyarankan kamu menginstal aplikasi akses jarak jauh seperti AnyDesk atau TeamViewer.
Tujuan mereka adalah mengontrol perangkat kamu dari jauh, lalu masuk ke aplikasi penting seperti m-banking dan mencuri uang kamu. Jangan ikuti permintaan semacam ini, dan pastikan hanya mengunduh aplikasi dari sumber resmi.