Peluang Ekspansi ke Layar OLED
Meski belum ada konfirmasi resmi, beredar spekulasi bahwa Samsung juga sedang dalam pembicaraan untuk menyuplai layar OLED bagi varian terbaru Switch 2. Jika kerja sama ini terealisasi, maka potensi keuntungan Samsung akan berlipat ganda. Mereka tak hanya meraup untung dari sisi prosesor, tetapi juga dari sisi tampilan visual perangkat.
Sebagai produsen layar OLED terdepan di dunia, Samsung memiliki infrastruktur dan pengalaman yang memadai untuk memasok panel berkualitas tinggi ke berbagai perangkat elektronik, termasuk smartphone, TV, hingga konsol game. Jika Nintendo akhirnya menggandeng Samsung juga untuk bagian layar, maka posisi Samsung dalam ekosistem Nintendo akan semakin kokoh.
SK Hynix Ikut Andil, Tapi Samsung Tetap Unggul
Di sisi lain, pesaing utama Samsung, SK Hynix, juga ikut ambil bagian dalam produksi Nintendo Switch 2. Perusahaan ini menyuplai komponen memori LPDDR5 sebesar 12 GB serta penyimpanan NAND flash 256 GB. Namun, dalam hierarki rantai nilai, chip prosesor tetap merupakan komponen inti yang menentukan performa utama perangkat. Inilah yang membuat Samsung tetap menjadi pihak yang paling diuntungkan.
Konsol game, seperti Switch 2, memang membutuhkan kombinasi dari prosesor cepat, RAM yang efisien, dan penyimpanan yang besar untuk menjalankan game berkualitas tinggi. Tapi pada akhirnya, kekuatan pemrosesan yang menjadi otak sistem tetap memegang peranan paling krusial—dan bagian inilah yang dikuasai Samsung.
Penjualan Switch 2 Meledak, Samsung Makin Tajir
Sejak hari pertama peluncurannya, Nintendo Switch 2 langsung mencetak rekor baru. Dalam waktu hanya empat hari setelah resmi dirilis, konsol ini terjual lebih dari 3,5 juta unit di seluruh dunia. Angka ini menjadikannya perangkat Nintendo dengan penjualan tercepat sepanjang sejarah perusahaan.
Switch 2 hadir dalam dua versi: versi standar yang hanya mencakup konsol, dan versi bundling yang dilengkapi dengan game digital Mario Kart World yang juga diluncurkan bersamaan. Popularitas game flagship ini turut mendorong lonjakan penjualan konsol dan memperbesar volume produksi—yang artinya, lebih banyak chipset buatan Samsung yang dibutuhkan.