Selain kesulitan dalam menemukan donor, kelangkaan organ juga bukan satu-satunya rintangan bagi para pasien seperti Berrios. Dengan kondisinya yang mengalami kegagalan ginjal sejak akhir usia 20-an, ia telah menjalani transplantasi ginjal donor hidup yang berhasil memulihkan kesehatannya selama 13 tahun.
Namun, saat ginjalnya kembali gagal pada tahun 2020, ia mengalami perkembangan antibodi yang dapat menghancurkan ginjal manusia yang akan diterimanya di masa depan.
Sehari-harinya, Berrios harus menjalani sesi dialisis tiga kali seminggu selama hampir empat jam setiap sesinya. Meskipun dialisis dapat membantu menjaga kesehatannya, namun proses ini tidak dapat sepenuhnya menggantikan fungsi ginjal, sehingga kondisi kesehatan pasien akan semakin menurun seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, meskipun telah mencoba terapi eksperimental untuk menekan perkembangan antibodi yang bermasalah, ia tetap tertarik pada prospek transplantasi ginjal babi.