Namun, meskipun penundaan tersebut diusulkan, Bytedance dan TikTok tetap berada dalam posisi yang sangat sulit. Meskipun TikTok telah menjadi salah satu platform media sosial paling populer di dunia, dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif di seluruh dunia, keberadaannya di pasar AS kini dipertaruhkan. Jika aturan ini benar-benar diterapkan dan TikTok dipaksa untuk dijual, maka platform tersebut akan kehilangan salah satu pasar terbesar dan paling menguntungkan.
Perdebatan mengenai TikTok dan keamanan data pribadi telah menjadi salah satu isu utama dalam hubungan internasional antara China dan AS. Kedua negara terus bersaing dalam bidang teknologi dan kekuatan digital, dan TikTok kini menjadi simbol dari persaingan ini.
Banyak yang berpendapat bahwa keputusan untuk melarang atau menjual TikTok lebih banyak didorong oleh kekhawatiran politik dan keamanan nasional, daripada alasan teknis atau legal semata.
Dalam beberapa bulan terakhir, TikTok telah berusaha keras untuk meyakinkan pemerintah AS bahwa data pengguna Amerika dilindungi dengan ketat dan bahwa perusahaan tersebut tidak memberikan akses kepada pihak pemerintah China. Namun, meskipun ada upaya tersebut, ketidakpercayaan terhadap perusahaan asal China tetap tinggi, dan ini semakin memperburuk situasi bagi TikTok.
Jika TikTok benar-benar harus dijual, maka masa depan platform ini di AS dan pasar internasional lainnya akan sangat dipengaruhi oleh siapa yang akan membeli dan mengelola platform tersebut.
Para ahli memperkirakan bahwa penjualan ini dapat mempengaruhi model bisnis TikTok dan cara kerja platform dalam mengumpulkan serta mengelola data pengguna. Selain itu, keputusan ini dapat membuka pintu bagi lebih banyak regulasi ketat terhadap perusahaan teknologi asing yang beroperasi di AS.