Di tengah tekanan yang semakin besar, TikTok masih menjadi salah satu platform sosial media yang paling banyak digunakan di AS. Aplikasi ini telah menjadi rumah bagi para kreator, influencer, bisnis kecil hingga korporasi besar yang mengandalkan TikTok sebagai kanal pemasaran utama.
Jika benar-benar dilarang, implikasinya tak hanya mempengaruhi pemilik aplikasi, tetapi juga jutaan pengguna, kreator, serta berbagai industri yang bergantung pada algoritma viral TikTok. Maka tak heran jika para investor, pemerintah, bahkan publik dunia pun menantikan hasil negosiasi yang akan mengubah wajah media sosial global ini.
Bagi banyak pengamat, proses jual-beli TikTok ini menjadi contoh nyata bagaimana politik, ekonomi, dan teknologi saling bertabrakan dalam lanskap global saat ini. Bisnis bukan lagi hanya soal laba dan rugi, melainkan juga tentang siapa yang memegang kendali atas data dan informasi publik.
Akan seperti apa masa depan TikTok di Amerika? Apakah perusahaan baru akan mampu menjaga integritas dan privasi data warga AS? Dan bagaimana posisi China jika kesepakatan ini benar-benar terwujud? Semua pertanyaan itu kemungkinan akan terjawab dalam beberapa hari mendatang.