Beberapa anggota parlemen bahkan mendesak Trump untuk menegakkan hukum tanpa penundaan, dengan batas waktu awal 19 Januari 2025. Namun, Trump memilih untuk memberikan waktu tambahan hingga pertengahan Juni guna menyelesaikan proses negosiasi dan divestasi secara penuh.
Siapa Saja Pemain Utamanya?
Menurut laporan Reuters, pembicaraan intensif antara pihak ByteDance, Gedung Putih, dan calon investor dipimpin oleh Jeff Yass dari Susquehanna International Group dan Bill Ford dari General Atlantic, dua tokoh penting yang juga duduk di dewan ByteDance. Sementara itu, Walmart membantah kabar bahwa mereka ikut serta dalam aliansi investor yang disebut-sebut akan mengakuisisi TikTok.
Tujuan utama dari rencana ini adalah untuk menciptwkan entitas TikTok AS yang benar-benar independen dan mengurangi pengaruh kepemilikan China hingga di bawah ambang batas hukum AS. Hal ini diharapkan bisa menjadi solusi kompromi agar TikTok tetap bisa beroperasi tanpa melanggar peraturan keamanan nasional AS.
Jalan Panjang Menuju Kepastian
Kisah TikTok ini mencerminkan betapa rumitnya dunia teknologi global ketika bersinggungan dengan politik internasional, kepentingan ekonomi, dan kekhawatiran keamanan nasional. Meski ada harapan untuk kesepakatan damai antara kedua negara, keputusan akhir tampaknya masih jauh dari kata selesai.
Bagi para pengguna TikTok di Amerika, masa depan aplikasi kesayangan mereka masih dalam ketidakpastian. Dan bagi dunia, ini adalah pelajaran penting tentang bagaimana teknologi bisa menjadi pion dalam permainan geopolitik skala besar.