Perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah mengubah peta bisnis global, terutama bagi perusahaan-perusahaan teknologi asal China. Salah satu yang merasakan dampak signifikan adalah iFlyTek, sebuah perusahaan kecerdasan buatan ternama yang berbasis di China. Di tengah tekanan yang terus-menerus dari regulasi dan kebijakan perdagangan AS, iFlyTek memilih untuk mengalihkan fokus pasar mereka ke Eropa. Langkah ini diambil bukan tanpa alasan, mengingat bahwa Amerika Utara merupakan pasar terbesar kedua bagi iFlyTek setelah China.
Vincent Zhan, Wakil Presiden iFlyTek, menjelaskan tentang tantangan yang dihadapi perusahaan akibat ketegangan perdagangan ini. Dalam sebuah wawancara di ajang Mobile World Congress (MWC) 2025, ia mengakui, "Perang dagang AS dan China berdampak pada kami." Dengan situasi ini, iFlyTek merencanakan pembukaan kantor baru di Paris, Prancis, sebagai langkah awal untuk memperluas eksistensinya di Eropa pada tahun ini atau setidaknya pada tahun 2026. Selain itu, perusahaan ini juga menargetkan untuk memasuki pasar Spanyol dan Italia pada tahun depan.
Sejarah bisnis iFlyTek di Eropa sebenarnya sudah ada sebelumnya. Perusahaan ini sudah memiliki kehadiran di Perancis dan Hongaria, membangun koneksi penting yang memberikan keuntungan dalam memetakan langkah selanjutnya dalam ekspansi. "Kami sangat berharap bisa memperluas jangkauan kami ke lebih banyak negara, seperti Spanyol dan Italia," ujar Zhan, menambahkan bahwa semua langkah ini didasarkan pada analisa pasar dan kemitraan yang sudah dibangun.