Menurut informasi di website LKPP, Telkomsat menjual antena dan layanan Starlink yang telah diganti mereknya (rebranding) menjadi Mangostar seharga Rp183,3 juta untuk kecepatan 100 Mbps domestik. Harga perangkat tersebut berlaku secara nasional. Harga Mangostar juga lebih mahal jika dibandingkan dengan harga layanan enterprise di website Starlink. Starlink memiliki paket internet untuk bisnis atau enterprise terbagi menjadi tiga, yaitu Lokasi Tetap, Mobilitas Darat, dan Maritim, dengan harga mulai dari Rp1,1 juta/bulan hingga Rp86 juta/bulan.
Telkomsat menawarkan layanan internet yang tak terbatas selama 24 jam, antena (User Terminal/UT) yang compact serta auto pointing dan instalasi yang dapat dilakukan sendiri maupun oleh teknisi Telkomsat. Perusahaan ini juga menawarkan SLG 99% dan layanan purna jual berupa sistem monitoring jaringan (Network Monitoring System/NMS) dan layanan call center (helpdesk) yang beroperasi 24/7.
Service Level Guarantee (SLG) adalah kesepakatan antara penyedia jasa dan pengguna jasa mengenai tingkat (mutu) layanan, yang juga berarti janji Telkom kepada customer mengenai maximum resolution time penanganan gangguan jaringan Mangostar. Sementara SLG 99% dan call center belum tercantum di website Starlink.
Pembeli perangkat yang telah dibeli di Telkom tidak bisa dikembalikan dan terikat kontrak selama 6-12 bulan. Harga juga dapat berubah-ubah. Menurut Ketua Umum Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI), layanan yang dijual langsung oleh Elon Musk memiliki perbedaan dari sisi purna jual, salah satunya perihal customer service. Instruksi tambahan: Telkomsat (Telkom) telah memasarkan kembali perangkat dan layanan Starlink dengan harga mencapai Rp183,3 juta untuk pasar bisnis. Harga tersebut berlaku secara nasional. Telkomsat menjual antena dan layanan Mangostar seharga Rp183,3 juta untuk kecepatan 100 Mbps domestik. Harga tersebut lebih mahal jika dibandingkan dengan harga layanan enterprise di situs web Starlink.
