China dikenal luas sebagai negara dengan kemampuan teknologi yang sangat canggih, termasuk dalam hal pengintelan dan kegiatan mata-mata. Dalam laporan terbaru, sejumlah ilmuwan asal China dilaporkan sedang mengembangkan teknologi mata-mata mutakhir yang mampu mengawasi aktivitas manusia di Bumi dari luar angkasa. Salah satu target utama dalam pengamatan ini adalah warga Indonesia, yang kini menjadi subjek perhatian internasional terkait dengan potensi ancaman yang dihadapi.
Kamera mata-mata yang sedang dalam pengembangan ini diklaim sebagai yang paling kuat di dunia. Dengan kemampuan untuk menangkap detail wajah dari ketinggian lebih dari 100 kilometer, aplikasi teknologi ini memungkinkan pemantauan yang sangat akurat terhadap individu di permukaan Bumi. Kemampuan tersebut mengisyaratkan bahwa perangkat ini mungkin akan dipasang pada satelit-satelit yang mengorbit, memberikan pandangan langsung terhadap aktivitas manusia di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Melalui laporan yang diterbitkan oleh South China Morning Post, terungkap bahwa teknologi ini tidak hanya dapat menangkap gambar beresolusi tinggi dari objek-objek tertentu, tetapi juga berpotensi untuk mengobservasi satelit militer dari negara lain yang berada dalam orbit dekat Bumi. Pengembangan teknologi ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam keamanan nasional dan internasional, mengingat kompleksitas dan kesulitan dalam mendeteksi aktivitas mata-mata yang dilakukan dengan sistem semacam ini.
Teknologi mutakhir yang dijelaskan dalam sebuah makalah ilmiah oleh para peneliti Beijing ini, dipercaya mampu untuk diluncurkan ke luar angkasa dalam waktu dekat. Sistem yang berbasis laser ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli mengenai dampaknya terhadap privasi dan keamanan global. Robert Morton, seorang penulis dan anggota Asosiasi Mantan Perwira Intelijen (AFIO), mengungkapkan bahwa resolusi yang diklaim pada jarak lebih dari 60 mil merupakan tingkat pengawasan yang sangat tinggi dan dapat menjadi tantangan serius bagi keamanan negara-negara lain, termasuk Indonesia.