Proses HDR dimulai dengan pengambilan beberapa gambar sekaligus dari satu adegan, biasanya tiga foto dengan eksposur rendah, sedang, dan tinggi. Ketiganya kemudian digabung menjadi satu foto akhir yang kaya detail. Cara ini meniru cara mata manusia menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi cahaya agar bisa melihat dengan jelas di lingkungan yang kontras.
Penggabungan ini dilakukan dengan penyesuaian bukaan lensa dan kecepatan rana sehingga foto akhir terlihat alami, dengan detail tajam di bagian terang dan gelap. Berkat teknologi ini, HDR tak hanya bermanfaat untuk fotografer profesional, tapi juga penting untuk berbagai aplikasi industri seperti pengawasan pintar, lalu lintas cerdas, hingga robot pertanian.
Lantas, kapan waktu terbaik menggunakan HDR? Fitur ini sangat disarankan saat memotret dalam kondisi pencahayaan menantang, seperti:
-
Pencahayaan sangat terang: Misalnya saat memotret pemandangan dengan langit cerah yang berpotensi membuat objek lain jadi terlalu gelap atau putih.
-
Pencahayaan minim: Di tempat gelap atau ruangan dengan cahaya rendah, HDR membantu meningkatkan detail dan mengurangi noise.
-
Kontras tinggi: Jika ada kombinasi area sangat terang dan sangat gelap dalam satu frame, seperti seseorang berdiri di depan jendela, HDR bisa menyeimbangkan pencahayaan agar detail kedua area tetap terlihat.