Sanksi Amerika Serikat (AS) yang menargetkan ekspor chip dan alat pembuat chip canggih ke China mulai menunjukkan dampak signifikan. Analis dari TechInsights memprediksi bahwa belanja China untuk peralatan chip akan mengalami penurunan tahun ini setelah tiga tahun berturut-turut mengalami pertumbuhan. Penurunan ini disebabkan oleh kelebihan kapasitas produksi di China serta kian ketatnya sanksi AS. Bagaimana dampak lengkapnya terhadap industri chip global? Simak ulasan berikut!
Penurunan Belanja Peralatan Chip China
China, yang selama ini menjadi pembeli terbesar peralatan fabrikasi wafer, diprediksi akan mengurangi pengeluarannya untuk peralatan chip pada tahun ini. Menurut data dari TechInsights, total pembelian China pada 2024 mencapai US41miliar(Rp670triliun),menyumbang4041miliar(Rp670triliun),menyumbang4038 miliar, dengan pangsa pembelian globalnya merosot menjadi 20%. Ini merupakan penurunan pertama sejak 2021.
Boris Metodiev, analis senior manufaktur semikonduktor di TechInsights, menyatakan bahwa penurunan ini disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk kontrol ekspor AS dan kelebihan kapasitas produksi di China. "Kita dapat melihat beberapa perlambatan dalam belanja China karena kontrol ekspor dan kelebihan kapasitas," ujarnya.
Dampak Sanksi AS terhadap Industri Chip China
Sanksi AS terhadap China telah menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi industri chip di negara tersebut. AS memberlakukan serangkaian sanksi untuk membatasi akses China terhadap teknologi chip canggih, yang dianggap dapat digunakan untuk memajukan aplikasi militer atau mengancam keamanan nasional AS. Akibatnya, banyak perusahaan China yang sebelumnya menimbun peralatan chip untuk mengantisipasi sanksi yang semakin ketat.