Sepanjang tahun 2025, salah satu perusahaan paling ikonik milik Elon Musk, Tesla, menghadapi tekanan besar. Bukan hanya dari sisi bisnis, namun juga dari tekanan sosial dan politik. Bayangkan saja, hingga awal April, saham Tesla sudah mengalami penurunan drastis sebesar 32,6 persen—sebuah angka yang cukup mencengangkan untuk perusahaan sekelas Tesla.
Penyebab utama dari penurunan tajam ini bukan hanya karena faktor ekonomi global, tapi juga akibat dari sentimen negatif publik terhadap Elon Musk. Beberapa pernyataan dan sikap politik Musk dianggap kontroversial oleh sebagian kalangan, hingga akhirnya memicu gerakan boikot terhadap Tesla di berbagai wilayah. Boikot ini kemudian berdampak langsung pada penurunan penjualan, dan otomatis membuat nilai saham perusahaan turut merosot.
Masalah Belum Usai, Kini Ancaman Tarif Baru Muncul
Ketika gelombang boikot masih berlangsung, muncul lagi ancaman baru: tarif impor versi Trump yang mulai digaungkan kembali dalam retorika kampanye politiknya. Kebijakan ini berpotensi menaikkan harga mobil listrik buatan Amerika Serikat, termasuk Tesla, sehingga makin menyulitkan posisi perusahaan di pasar global, apalagi di tengah kompetisi dengan merek-merek dari China dan Eropa yang semakin agresif.
Namun di tengah segala tekanan itu, Elon Musk tampaknya belum kehilangan semua harapan. Justru kini ia mulai melihat peluang besar melalui proyek satelit internet miliknya—Starlink.
Starlink Jadi Harapan Baru? Pemerintah AS Mulai Bergerak
Langkah Musk untuk membawa Starlink mendapatkan proyek pemerintah ternyata mulai menunjukkan hasil. Pekan ini, Komite Perdagangan Senat AS memberikan suara 16-12 untuk mendorong pengawasan atas program senilai US$42 miliar, yang bertujuan menghadirkan internet berkecepatan tinggi ke area-area terpencil di Amerika Serikat.
Program yang dikenal dengan nama Broadband Equity, Access, and Deployment (BEAD) ini sebelumnya dinilai lebih berpihak pada infrastruktur berbasis fiber, bukan satelit. Namun, arah angin tampaknya mulai berubah. Beberapa nama penting kini terlihat mulai membuka jalan bagi Starlink untuk mengambil bagian besar dalam program ini.