Salah satunya adalah Arielle Roth, kandidat kuat untuk memimpin Lembaga Telekomunikasi dan Informasi Nasional di bawah Departemen Perdagangan AS. Meski dalam sidang Roth membantah akan memberikan perlakuan khusus pada Starlink, sejumlah pihak menilai bahwa Musk kini semakin dekat untuk mengamankan proyek ini.
Potensi Dana US$20 Miliar untuk Starlink?
Beberapa anggota Partai Demokrat menyuarakan kekhawatiran bahwa Musk bisa saja menerima hingga US$20 miliar jika prioritas untuk fiber optic dihilangkan dalam kebijakan baru. Jumlah ini jauh lebih besar dari estimasi awal yang hanya sekitar US$4 miliar. Hal tersebut memicu kritik dan pengawasan lebih lanjut terhadap bagaimana pemerintah akan menyalurkan dana dalam program tersebut, dan bagaimana memastikan tidak ada pihak yang menyalahgunakan posisi mereka demi keuntungan pribadi.
Dua anggota parlemen Demokrat, Jasmine Crockett dan Gerald Connolly, bahkan telah mengirimkan permintaan resmi kepada Departemen Perdagangan agar menjelaskan proses seleksi dan perlindungan agar Musk tidak mengeksploitasi posisinya secara berlebihan.
Namun, di sisi lain, beberapa anggota Partai Republik justru menganggap bahwa sebelumnya Musk telah dipinggirkan secara politis oleh pemerintahan Biden. Menurut Senator Ted Cruz, Musk dimasukkan ke dalam "daftar hitam" oleh program BEAD karena alasan politis. Kini dengan wacana revisi program, hal itu dinilai akan memperbaiki ketimpangan dan membuka peluang bagi perusahaan seperti Starlink untuk turut berperan.
"BEAD sangat membutuhkan perubahan," tegas Cruz, mengkritik fakta bahwa sejak diluncurkan pada 2021, program ini belum juga berhasil menyediakan akses internet untuk satu pun warga AS di daerah terpencil.
Perubahan Strategi Pemerintah di Tengah Tahun Politik
Di tengah tahun politik yang semakin panas, dinamika ini menunjukkan bahwa pemerintah AS kini mulai mengambil pendekatan yang lebih netral dan pragmatis, setidaknya dalam proyek infrastruktur digital. Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Perdagangan, Howard Lutnick, yang pada Maret lalu menyatakan bahwa departemennya tengah melakukan evaluasi ulang atas program BEAD. Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap negara bagian dapat menghadirkan akses internet dengan biaya serendah mungkin, terlepas dari teknologi yang digunakan—baik fiber maupun satelit.