Berbicara mengenai kedaulatan teknologi Rusia yang lebih luas, sejak menghadapi sanksi Barat dan mencita-citakan kemandirian, Rusia juga telah berusaha untuk menguatkan teknologinya sendiri. Namun, upayanya dihadang oleh isolasi digital yang mengakibatkan keberlanjutan pembangunan teknologinya terhambat.
Penggunaan Astra Linux di komputer pemerintah, intelijen, militer, dan bahkan komputer pendidikan merupakan upaya lain Rusia untuk mengembangkan teknologi sendiri.
Selain itu, Rusia juga berusaha untuk mengganti pemindai file dan situs web VirusTotal (milik Google) dengan platform Multiscanner miliknya sendiri karena khawatir akan penyusupan pemerintah AS.
Namun, meskipun telah melakukan upaya-upaya tersebut, Rusia masih sangat bergantung pada teknologi China. Smartphone merek China masih sangat populer di Rusia, dan elektronik serta teknologi Tiongkok lainnya terus masuk ke Rusia meskipun Tiongkok telah mengekspor produk-produknya ke AS.
Hal ini mengindikasikan bahwa Rusia mungkin sulit untuk mencapai kedaulatan teknologi yang sesungguhnya, apalagi dalam hal produksi chip setingkat PS5 atau Xbox, karena terlalu bergantung pada Tiongkok dan memiliki keterbatasan dalam kemampuan produksinya tersebut.
Dua konsol video game yang sedang dikembangkan oleh Rusia menjadi contoh yang baik dari tantangan yang dihadapi negara ini akibat hubungannya yang buruk dengan negara adidaya di dunia.