Pada pekan lalu, suasana di Los Angeles, Amerika Serikat, memanas akibat aksi demonstrasi dari kelompok yang menentang ICE (Immigration and Customs Enforcement). Massa yang beringas melampiaskan amarahnya pada teknologi transportasi masa depan, yakni robotaxi—layanan taksi tanpa sopir milik Waymo. Sejumlah unit kendaraan otonom dibakar hingga hangus, memaksa perusahaan untuk menangguhkan sementara layanannya di wilayah tersebut.
Namun, langkah Waymo tak terhenti oleh insiden tersebut. Perusahaan tetap optimis dan terus memperluas operasinya, bahkan ketika publik menyuarakan kekhawatiran bahwa kehadiran robotaxi bisa menjadi ‘kiamat’ bagi para pengemudi ojek dan taksi online. Mereka meyakini bahwa otomatisasi dapat merampas mata pencaharian banyak orang.
Waymo, sebagai pionir teknologi kendaraan otonom milik Alphabet (induk perusahaan Google), mengumumkan bahwa mulai tanggal 17 Juni lalu, masyarakat bisa menikmati layanan taksi robotnya di lebih banyak wilayah di Semenanjung San Francisco. Lokasi-lokasi baru tersebut mencakup Brisbane, bagian selatan San Francisco, San Bruno, Milbrae, dan Burlingame. Selain itu, pengguna di Palo Alto dan Menlo Park kini sudah bisa memesan taksi Waymo langsung dari aplikasi, menandai babak baru dalam penetrasi pasar kendaraan otonom.
Perluasan wilayah ini tidak berhenti di situ. Mulai tanggal 18 Juni 2025, Waymo akan mulai beroperasi di area-area tambahan seperti Playa del Rey, Ladera Heights, Echo Park, Silver Lake, dan sebagian dari Sunset Boulevard. Dengan ekspansi tersebut, jangkauan layanan Waymo di wilayah California kini mencapai 250 mil persegi (sekitar 647 kilometer persegi), meningkat dari sebelumnya dengan tambahan 80 mil persegi (207 kilometer persegi) untuk kawasan baru.