Kasus remaja 14 tahun yang bunuh diri setelah jatuh cinta dengan chatbot AI menjadi peringatan bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan mental generasi muda di tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih.
Kasus ini seharusnya menjadi titik awal untuk refleksi menyeluruh terhadap peran teknologi dalam upaya preventif dan konseling kesehatan mental, serta memotivasi upaya kolaboratif antara pihak-pihak terkait untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi remaja dalam menghadapi tantangan emosionalnya.