Namun, bukan berarti pemilik golongan darah B sepenuhnya terlepas dari ancaman kesehatan. Meskipun mereka memiliki banyak keuntungan terkait penuaan, faktor gaya hidup seperti pola makan yang sehat, olahraga teratur, dan manajemen stres tetap sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit yang mungkin muncul. Umumnya, golongan darah B memiliki reputasi sensitivitas emosional yang lebih tinggi, sehingga banyak orang dengan golongan darah ini merasa perlu memiliki sistem dukungan sosial yang kuat untuk menjaga kesehatan mental mereka.
Melihat ke dalam proses penuaan, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa penuaan tidak terjadi secara merata. Berbagai organ tubuh dapat mengalami degenerasi yang lebih cepat dari yang lain, dan hal ini dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit, meskipun secara eksternal seseorang tampak sehat. Hal ini mendorong lebih banyak riset dilakukan untuk lebih memahami kompleksitas penuaan dan bagaimana kondisi biologis seperti golongan darah dapat mempengaruhi umur panjang.
Para ilmuwan terus menggali lebih dalam untuk menemukan mekanisme yang tepat di balik hubungan antara golongan darah dan penuaan. Mereka berhipotesis bahwa mungkin ada faktor genetik yang berkontribusi pada gaya hidup dan perilaku orang dengan golongan darah B. Dalam beberapa studi, ditemukan bahwa mereka yang memiliki golongan darah B terkadang lebih fleksibel dalam pola makan dan lebih mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Selain itu, lingkungan juga berperan penting. Kualitas hidup seseorang, seperti akses terhadap layanan kesehatan yang baik, keaktifan dalam komunitas, dan dukungan sosial, dapat memengaruhi bagaimana mereka mengalami proses penuaan. Penelitian ini mengindikasikan adanya interaksi yang kompleks antara genetika dan lingkungan dalam menentukan umur panjang seseorang.