Perusahaan ini menjual pengikut di berbagai platform lainnya, termasuk Pinterest, LinkedIn, Soundcloud dan YouTube.
"Devumi telah membantu lebih dari 200.000 bisnis, selebriti, musisi, YouTuber dan pro lainnya memperoleh lebih banyak eksposur dan memberi dampak besar pada audiens mereka," kata situsnya.
Perusahaan tersebut terdaftar di alamat New York City, meskipun New York Times menuduh hal itu adalah sebuah kebohongan, dengan kantornya yang sebenarnya di Florida dan juga mempekerjakan pekerja di Filipina.
Twitter telah menanggapi penyelidikan tersebut, dengan mengatakan bahwa pihaknya berupaya menghentikan Devumi dan perusahaan sejenis.