DOGE sendiri pada Februari 2025 lalu telah menyatakan bahwa sudah saatnya menghentikan USAID, dengan alasan efisiensi anggaran. Sejumlah program yang terdampak antara lain adalah bantuan kesehatan HIV, imunisasi anak-anak, serta pendidikan dasar di negara-negara miskin. Pemangkasan ini bukan hanya bersifat administratif, tapi benar-benar memotong jalur distribusi bantuan yang selama ini diandalkan oleh jutaan orang di seluruh dunia.
Musk tampak merayakan keputusan tersebut dengan penuh semangat. Ia bahkan tampil di acara Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) bersama Presiden Argentina, Javier Milei. Dalam kesempatan tersebut, mereka mengangkat gergaji mesin di atas panggung sebagai simbol pemangkasan anggaran yang dianggap berlebihan—sebuah aksi teatrikal yang mendapat sorotan luas dari media internasional.
Sementara itu, pihak Gedung Putih memberikan dukungan atas langkah Musk. Mereka menyebut pemangkasan anggaran bantuan luar negeri sebagai bentuk kepedulian terhadap efisiensi anggaran nasional dan upaya mengurangi pengeluaran negara yang dianggap tidak tepat sasaran. Namun bagi Gates, keputusan tersebut adalah bentuk pengabaian terhadap tanggung jawab global Amerika terhadap masyarakat paling rentan.
Perlu diketahui bahwa ini bukan kali pertama Gates dan Musk terlibat dalam konflik terbuka. Sejak tahun 2020, keduanya telah beberapa kali berseteru di depan publik mengenai berbagai isu penting, mulai dari teknologi kendaraan listrik, penanganan pandemi COVID-19, hingga persoalan investasi pribadi.
Pada tahun 2022, Musk pernah secara terbuka mengejek Gates karena diketahui melakukan short-selling saham Tesla—tindakan yang dianggap oleh Musk sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap perusahaan yang dipimpinnya. Di sisi lain, Gates pernah menyindir bahwa Musk terlalu banyak campur tangan dalam isu kesehatan masyarakat, padahal latar belakangnya bukan di bidang tersebut. Musk pun sempat melabeli Gates sebagai “knucklehead” alias orang bodoh yang tidak paham soal mobil listrik.