Pemerintah pusat seringkali menarik perhatian publik dengan kerasnya penindakan terhadap orang kaya melalui Badan Pajak (IRS). Namun, para petugas pajak negara bagian juga semakin agresif dalam melakukan audit terhadap para wajib pajak berpenghasilan tinggi, menurut para pengacara pajak dan akuntan.
Di New York, departemen pajak melaporkan bahwa terdapat 771.000 audit pada tahun 2022 (tahun terbaru yang tersedia), meningkat 56% dari tahun sebelumnya, menurut Departemen Pajak dan Keuangan negara bagian. Pada saat yang sama, jumlah auditor di New York turun 5% menjadi di bawah 200 karena keterbatasan anggaran.
Lalu, bagaimana New York bisa melakukan audit terhadap lebih banyak orang dengan jumlah auditor yang lebih sedikit? Jawabannya adalah Kecerdasan Buatan.
"Negara-negara bagian semakin canggih dalam menggunakan kecerdasan buatan untuk menentukan kandidat audit terbaik," kata Mark Klein, mitra dan ketua kehormatan di Hodgson Russ LLP. "Dan tebakan apa? Ketika Anda mencari pendapatan, bukanlah orang yang menghasilkan $10.000 setahun. Melainkan orang yang menghasilkan $10 juta." Klein mengatakan bahwa negara bagian tersebut mengirimkan ratusan ribu surat yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan untuk mencari pendapatan.
Tingkat keberhasilan teknologi kecerdasan buatan dalam menjalankan audit terhadap orang kaya di New York membawa dampak signifikan terhadap pendapatan negara. Pada tahun 2022, pendapatan pajak penghasilan pribadi di New York mencapai rekor di atas $1 miliar karena peningkatan audit yang dilakukan.
Tidak hanya di New York, negara-negara bagian lain di Amerika Serikat juga mulai mengadopsi teknologi kecerdasan buatan untuk memaksimalkan pendapatan pajak. Misalnya, di California, pengadopsian teknologi kecerdasan buatan telah menghasilkan peningkatan 50% dalam jumlah audit, yang secara langsung mengontribusikan tambahan pendapatan pajak sebesar $500 juta.