Langkah PHK ini, yang akan dibagi rata antara operasi domestik dan internasional, melibatkan berbagai inisiatif restrukturisasi yang meliputi pensiun dini dan konsolidasi sejumlah unit bisnis, terutama yang menyangkut fungsi penjualan dan administrasi. Sebagai akibatnya, Panasonic memperkirakan biaya restrukturisasi atau pesangon mencapai 130 miliar yen (sekitar Rp 14 triliun) selama tahun fiskal yang sedang berjalan.
Meskipun menghadapi tantangan besar, Panasonic tetap optimistis dengan masa depannya. Perusahaan mengumumkan proyeksi kenaikan laba sebesar 300 miliar yen (sekitar Rp 34 triliun) pada tahun fiskal 2029, yang didorong oleh reformasi manajemen yang lebih signifikan dan upaya perampingan operasional.
Investasi di Masa Depan dan Kemitraan dengan Produsen Mobil Jepang
Selain fokus pada efisiensi internal, Panasonic juga berencana untuk terus berinvestasi dalam produksi baterai kendaraan listrik. Perusahaan berharap dapat memperluas kemitraan dengan produsen mobil Jepang seperti Mazda dan Subaru, yang akan menjadi bagian dari strategi pertumbuhannya di masa depan.