Tampang

Nvidia Terpukul, Huawei Menyusun Strategi: Era Baru Perang Chip AI Dimulai?

29 Apr 2025 10:15 wib. 106
0 0
Nvidia Terpukul, Huawei Menyusun Strategi: Era Baru Perang Chip AI Dimulai?
Sumber foto: iStock

Nvidia pernah menjadi bintang dalam dunia teknologi berkat lonjakan pesat dalam sektor kecerdasan buatan (AI). Bahkan, raksasa chip ini sempat menggusur Apple sebagai perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia. Dengan berbagai prestasi memecahkan rekor pertumbuhan, Nvidia menjadi simbol kebangkitan industri AI global. Namun, dominasi tersebut tampaknya tidak bertahan lama.

Tahun 2025 membawa tantangan besar bagi Nvidia. Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang ditandai dengan perang tarif dan kebijakan ekspor ketat, menghantam keras bisnis Nvidia. Sepanjang tahun ini, saham Nvidia sudah terkoreksi hingga 19,74%, menandai kemerosotan yang signifikan.

Berdasarkan data dari Companies Market Cap, kapitalisasi pasar Nvidia saat ini mencapai US$2,708 triliun. Angka ini berada di bawah Apple yang memimpin dengan US$3,143 triliun, dan Microsoft yang mencatatkan US$2,912 triliun. Kinerja Nvidia kini jauh dari puncak kejayaannya.

Salah satu pukulan terberat bagi Nvidia datang dari pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump. Pemerintah AS melarang ekspor chip-chip canggih Nvidia ke China, termasuk model terbaru H20 yang sebenarnya dikembangkan khusus untuk memenuhi kebutuhan pasar China. Padahal, China merupakan salah satu pasar utama bagi Nvidia, menyumbang porsi pendapatan yang sangat besar.

Peluang ini langsung disambut oleh Huawei. Perusahaan teknologi asal China tersebut berupaya mengisi kekosongan yang ditinggalkan Nvidia. Menurut laporan dari The Wall Street Journal yang dikutip oleh Reuters pada 28 April 2025, Huawei kini tengah bersiap meluncurkan prosesor AI terbarunya, Ascend 910D, untuk pasar dalam negeri.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?