Lebih jauh, perang chip ini bukan sekadar soal bisnis, melainkan bagian dari pertarungan teknologi besar antara dua kekuatan dunia: AS dan China. Di tengah tekanan geopolitik yang semakin meningkat, dunia kini menyaksikan pergeseran besar dalam rantai pasok dan inovasi teknologi global.
Dengan ketidakpastian yang terus membayangi, perusahaan-perusahaan di kedua negara harus segera beradaptasi. Bagi Nvidia, tantangannya adalah mempertahankan dominasinya di tengah blokade pasar terbesar kedua di dunia. Sementara itu, bagi Huawei, ini adalah momen emas untuk mempercepat ambisinya menjadi raja baru di industri chip AI.
Masa depan industri chip global kini tampak lebih kompetitif dari sebelumnya. Siapa yang akan menang dalam pertempuran besar ini masih menjadi tanda tanya. Namun satu hal yang pasti: dunia sedang berada di ambang era baru dalam revolusi kecerdasan buatan, di mana dominasi teknologi menjadi taruhan utama.