Menurut jadwal yang telah ditentukan, Crew-10 diperkirakan akan tiba di ISS pada malam Sabtu setelah menempuh perjalanan yang diperkirakan sekitar 28 jam. Ini merupakan waktu yang cukup singkat bagi sebuah misi luar angkasa, tetapi tentu saja memerlukan koordinasi yang sangat presisi untuk memastikan keberhasilan kedatangan mereka di ISS.
Wilmore dan Williams, yang merupakan astronaut berpengalaman dan mantan pilot uji Angkatan Laut AS, sebelumnya terbang ke ISS menggunakan kapsul Starliner yang dibuat oleh Boeing pada bulan Juni tahun lalu. Sebenarnya, mereka hanya dijadwalkan untuk tinggal di stasiun luar angkasa tersebut selama delapan hari. Namun, adanya masalah serius pada sistem propulsi Starliner membuat NASA memutuskan untuk tidak melanjutkan penggunaan wahana tersebut pada perjalanan pulang mereka, karena dianggap terlalu berisiko.
Masalah teknis ini menjadi titik kritis dalam misi mereka. Pada bulan September yang lalu, Starliner dikembalikan ke Bumi tanpa awak setelah mengatasi berbagai isu yang ada. Sementara itu, Wilmore dan Williams terpaksa harus tinggal lebih lama di ISS sampai kedatangan pengganti mereka. Setelah serah terima tugas dengan astronaut pengganti, mereka direncanakan akan kembali ke Bumi pada tanggal 19 Maret dengan menggunakan wahana yang lebih aman.
Proses peluncuran ini sebenarnya sempat menghadapi penundaan dari jadwal awal yang sudah direncanakan pada hari Rabu sebelumnya. Penundaan tersebut disebabkan oleh masalah pada sistem darat roket yang berpotensi mempengaruhi keselamatan misi. Namun, dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh, NASA dan SpaceX memastikan bahwa semua parameter menjelang peluncuran menunjukkan kondisi yang optimal. Pada Jumat malam tersebut, para komentator peluncuran menegaskan bahwa semua sistem berfungsi dengan baik, sehingga roket Falcon 9 dapat meluncur sesuai dengan rencana yang telah dibuat.