Analisis oleh tim peneliti menyiratkan kemungkinan adanya hubungan antara lubang TJBH dengan Laut Karibia. Mereka menduga adanya jalur koneksi melalui jaringan terowongan yang tersembunyi di perairan tersebut. Spekulasi ini dikutip dari laman Mirror pada Jumat, 28 Juni 2024.
Meskipun terdapat perkiraan kedalaman, hingga saat ini tingkat kedalaman sebenarnya dari TJBH masih menjadi misteri. Ini disebabkan oleh keterbatasan teknologi penelitian. Sebelumnya, alat profiler CTD hanya mampu menjangkau kedalaman 500 meter, namun lubang ini berpotensi memiliki kedalaman yang melebihi itu.
Pada awal pengukuran, para peneliti menggunakan alat echo sounder yang berfungsi dengan mengirimkan gelombang suara ke dasar laut dan kemudian mengukur kecepatan datangnya kembali. Namun, alat ini ternyata tidak dapat berfungsi secara optimal. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi kepadatan air dan bentuk lubang yang tidak selalu vertikal serta tidak dapat diprediksi.
"Konfirmasi kedalaman maksimum tidak bisa dilakukan karena keterbatasan instrumen pada ekspedisi ilmiah tahun 2021," ungkap para peneliti, menyoroti tantangan teknis yang dihadapi dalam mempelajari fenomena yang tersembunyi di dasar laut.