Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, menambahkan, "Cloud region Indonesia ini akan menjadi bagian dari jaringan 70 Azure cloud region yang ada di seluruh dunia. Ini bukan sekadar infrastruktur, melainkan pondasi penting bagi kemajuan nasional."
Secara teknis, Indonesia Central saat ini terbagi menjadi tiga zona ketersediaan (availability zones). Masing-masing zona ini memiliki sistem daya, pendingin, dan jaringan terpisah untuk memastikan performa komputasi tinggi. Di tiap zona ketersediaan, Microsoft juga menerapkan semua teknologi terkini untuk layanan Azure, mencakup antara lain keamanan tingkat industri, regulasi penyimpanan data, serta alur operasi yang efisien dan berkelanjutan.
Ke depannya, Microsoft akan terus mengembangkan Indonesia Central agar bisa memberikan layanan cloud terbaik untuk para pelanggan. Proyek ini sendiri memiliki nilai investasi sebesar 1,7 miliar dollar AS atau setara Rp 27,6 triliun, dan dana ini akan digelontorkan secara bertahap mulai tahun 2024 hingga 2028 mendatang.
Ketersediaan cloud region lokal ini diharapkan akan menciptakan nilai ekonomi bagi Indonesia dengan angka sekitar 2,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 40,7 triliun) pada periode 2024-2028. Selain itu, kehadiran cloud region ini juga diharapkan dapat membuka lebih dari 106.000 peluang kerja baru hingga 2028 mendatang, serta mempercepat pemenuhan target 1 juta pelatihan talenta digital hingga akhir 2025.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyambut baik peluncuran Indonesia Central. Pernyataan Meutya disampaikan di ajang AI Tour Jakarta, di mana ia hadir untuk memberikan pidato mewakili Presiden RI, Prabowo Subianto. "Kami menyambut peluncuran ini sebagai bagian dari kontribusi terhadap penguatan infrastruktur digital nasional. Indonesia Central Cloud Region adalah bagian dari komitmen jangka panjang investasi Microsoft di Tanah Air," ujar Meutya, seperti dikutip dari keterangan pers Kemenkomdigi.